ETIKA
PENDIDIKAN
A.
TA'RIF.
Etika
:
Pantas, Patut, Sopan-Santun, Tatakrama,
Budipekerti, Akhlaq. (etis)
Pendidikan
: 1.
Tarbiyah, dari asal kata Rabb
yang berarti Mengasuh, mengatur, mengelola, memelihara, merawat,
menumbuhkembangkan, melengkapi dari taraf sederhana ketaraf sempurna.
Firman Allah :
" Segala puji bagi Allah Tuhan
seru sekalian alam ".
"Ya Rabb, ampunilah saya dan kedua orangtua saya, dan kasihanilah mereka
sebagaimana mereka memelihara kami sewaktu kecil"
2. Ta'dib dari asal kata Addaba yang berarti Mendidik, menyontohi.
Sabda Nabi " Tuhanki
telah mendidikku dengan sebaik-baik pendidikan"
3. Ta'lim dari asal
kata 'Allama yang berarti mengajar, memberitahu.
Firman Allah :
"Dan Allah mengjarkan (memberitahu) Adam
akan segala nama"
Dari definisi diatas, Etika Pendidikan
dapat dimaksud dengan " Upaya mewujudkan pendidikan yang etis baik dalam
proses maupun hasilnya yang meliputi Iman, Ilmu dan Amal (kognitif, Afektif dan
Psikomotorik).
B. SASARAN
Sasaran pendidikan adalah manusia
Manusia diciptakan sebagai mahluk
paling sempurna baik secara fisik maupun rohaninya.
Manusia dimulyakan diatas ciptaan yang
lain dan diberikan tugas sebagai Kholifah dimuka bumi. Manusia yang bertaqwalah
yang lebih unggul daripada yang lainya.
Pada hakekatnya manusia dilahirkan dalam
keadaan suci hanya proses berikutnyalah yang akan menentukan selanjutnya. Oleh
karena itu sasaran etika pendidikan adalah memanusiakan manusia. Sabda Nabi:
"janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi,
saling menjauhi dan jadilah jalian hamba Alloh yang bersaudara."
Disini kita dianjurkan untuk menciptakan
suasana yang saling mengasihi saling memahami, komunikatif dan saling menolong
serta bantu membantu.
C.
METODE.
Antara Pendidik, peserta didik, proses
(sistem) sarana dan prasarana tidakbisa dipisahkan satu dengan lainnya, namun
sesuai judul akan lebih diketengahkan mengenai proses (metode).
Akhir-akhir ini orang tua mengeluhkan
Betapa anak yang digadang-gadang dapat menjadi anak yang dipandang menyenangkan
(qurratu a'yun) malah menyebalkan, disiapkan menjadi Pengganti malah memalukan,
padahal pendidikannya pun cukup malah sudah sarjana.
Tidak sedikit Pendidik yang merasa kurang
berhasilmengajar apalagi mendidik muridnya, bahkan tidak sedikit guru yang
didemo oleh muridnya.
Apa yang kurang ?
Barangkali ini jawabnya :
1. Pendidikan dengan Keteladanan.
Ada pepatah menyebutkan " Guru wong
kang di gugu lan ditiru"
Faktor keteladanan sangt menentukan bagi
berhasilnya pendidikan. Pendidikan dengan cara memberikan teladan yang baik
membuat anak akan mendapatkan sifat-sifat utama, akhlaq sempurna, meningkat
pada keutamaan dan kehormatan. Tanpa keteladanan yang baik, pengajaran dan
nasehat pendidikan akan gagal.
Firman Allah : " Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang kalian tidak
melakukannya...?"
Orang bijak berkata:
"Mulailah dengan dirimu sendiri dan cegahlah
penyakit itu menular ke yang lainnya, jika demikian maka Andalah orang yang
bijak.
Disitulah akan
diterima dan diikuti nasehat anda; dengan pendidikanmu itu maka bermanfaatlah
pengajaran darimu."
2. Pendidikan dengan Adat Kebiasaan
Pendidikan dengan pola ini akan menjadikan
anak berada dalam pembentukan edukatif dan sampai pada hasil yang memuaskan,
karena anak akan merasa selalu diperhatikan ,diawasi,dibimbing atau sekali-kali
"diancam". Dengan dibiasakan dan dilatih secara kontinyu, maka akan
dapat mengoptimalkan Intelegence Quotien (IQ),Emotional
Quotien (EQ) dan juga Spiritual Quotien (SQ). Artinya
mampu memadukan kemampuan akal, rasa dan keagamaan atau dalam bahasa agama
mampu memadukan kegiatan berfikir, berempati dan berdzikir. Atau bisa juga
dikatakan aktivitas berfikir, bekerja dan terakhir adalah berdo'a dan
bertawakkal. Sebagaimana Firman Alloh SWT :
"Wahai Orang-orang yang beriman bersabarlah kalian semua bertahan
dan konsisten, bertaqwalah kepada Alloh agar kalian beruntung."
Sabda Nabi :"Sebaik-baik amal
adalah yang kontinyu walaupun sedikit ".
-
Binatang
bisa dilatih. Tumbuh-tumbuhan bisa dibentuk, maka manusiapun lebih mudah
dikondisikan.
3. Pendidikan dengan Nasehat.
Dengan pemberian nasehat anak akan
terpengaruh oleh kata-kata yang memberi petunjuk, nasehat yang memberi
bimbingan, kisah yang efektif, pengarahan yang membekas sehingga anak akan
tergerak hati dan emosinya. Sebagaimana dicontohkan oleh Lukmanul Hakim ketika
menasehati putranya. Firman Alloh : "dan ingatlah ketika lukman berkata
pada anaknya, seraya menasehatinya: " janganlah engkau sekutukan Alloh
karena mempersekutukan itu sungguh merupakan penganiayaan yang besar".
Ketika Musa AS diutus untuk berdakwah kepada fir'aun yang mengaku tuhan
itupun diperintahkan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang lembut.
Firman Alloh : "Maka katakanlah olehmu (Musa) kepadanya (Fir'aun) dengan
perkataan yang lembut (Layyinan)".
4. Pendidikan dengan Perhatian/Pengawasan.
Pendidik hendaknya mencurahkan segala
perhatiannya dengan penuh kasih sayang, mengikuti perkembangan aspek aqidah dan
moral anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan sosial serta selalu
bertanya tentang situasi pendidikan jasmani dan kemampuan ilmiahnya.
Memperhatikan dan menyayanginya seperti
terhadap anak sendiri seperti dicontohkan Nabi juga dalam sabdanya :
"sesungguhnya aku ini terhadap kalian laksana orang tua terhadap
anaknya."
Selalu menjalin silaturahmi yang
berdasarkan silatul qolbi wa ar ruh ( ikatan hati dan jiwa) yang akan
menghasilkan silatul kasbi wa alikhtiyar ( Persaudaraan yang produktif).
Tidak lupa senatiasa mendoakan. Firman
Alloh : "Ya Tuhan kami berikanlah kami dari istri dan keturunan kami
–murid-murid kami-pandangan yang menyejukkan mata serta jadikanlah kami
pemimpin bagi orang-orang bertaqwa."
5. Pendidikan dengan memberikan 'hukuman'.
Yang dimaksud dengan memberikan hukuman
adalah dengan hukuman yang mendidik, yang tidak menjatuhkan martabat apalagi
sampai melanggar HAM yang diharapkan akan menimbulkan efek jera bagi pelaku
maupun yang lainnya.dan mempunyai perasaan serta kepekaan untuk menolak dan
mengikuti hawa nafsunya.
D. PENUTUP
Firman Alloh SWT:
" Maka disebabkan rahmat Alloh-lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauh dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan ini. Kemudian apabila kamu telah bulat tekad, maka bertaqwalah kepada
Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepadaNya."
Sabda Nabi Muhammad SAW:
" Demi Alloh, bahwa petunjuk yang
diberikan Alloh kepada seseorang melalui kamu lebih baik bagimu daripada
kekayaan yang banyak. (HR. Bukhori dan Muslim).